Seo Services

Sani Putri Anggraeni (9) Terbaring Lemah


BANDUNG, Bidiknusantaranews.com - Saat ini Sani Putri Anggraeni (9), anak perempuan asal Kampung Cikiray RT 01 RW 16, Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, hanya bisa terbaring lemah tak berdaya di rumahnya dengan luka bakar di sekujur tubuh.

Pasalnya, pada hari Minggu (5/5/2019) lalu, putri satu-satunya dari pasangan suami istri, Hari (27) dan Eni Sumarni (25) itu tertimpa musibah kecelakaan. Ia menjadi korban ledakan tabung gas 3 Kilogram di warung tetangga, akibatnya tubuh gadis kecil itu menderita luka bakar 50 persen.

"Tabung gas di warung rumah tetangga saya sudah bocor dari semalam, otomastis gasnya menyebar. Nah pas warung buka dan anak saya mau jajan, tiba-tiba ada penjual cilok lewat dengan kompor menyala, langsung saja tabung gas meledak dan api menyambar sekujur tubuh anak saya," kata Ibunda Sani, Eni Sumarni kepada jurnal1.id, Selasa (1/9/2020).

Setelah kedua orang tuanya bercerai 7 bulan lalu, Sani yang masih duduk di kelas 2 SD itu kini tinggal bersama ibunya. Eni sempat membawa anaknya itu ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung. Namun karena kendala biaya, Putri dipulangkan paksa setelah 40 hari dirawat.

"Karena biaya yang mahal dan dulu saya gak punya BPJS jadi Sani dipulangkan paksa, 50 jika obat tidak ada di RSHS jadi harus beli di luar dan seminggu sekali harus beli dua salep luka bakar, dengan satu salep harganya Rp. 150 ribu. Ditambah biaya makan minum sehari bisa sampai Rp. 100 ribu saya gak sanggup," tuturnya.

Sedangkan ayah Sani, Hari yang berprofesi sebagai buruh bangunan tidak bisa membantu banyak. Ia hanya bisa memberikan uang Rp. 100 Ribu setiap minggu untuk anaknya yang sedang sakit itu.

"Memang tidak cukup tapi Alhamdulillah segitu juga," imbuhnya.

Meski dalam keterbatasan biaya, hingga saat ini Eni yang hanya bekerja sebagai penjaga toko itu tetap rutin membawa anaknya pulang pergi RSHS demi mendapatkan tindakan medis. Usahanya berbuah hasil, Sani sempat akan dioperasi namun hingga kini belum terlaksana karena pandemi Covid-19.

"Sudah bulak-balik ke RSHS, rencananya Sani akan dioperasi pada tanggal 14 April. Tapi karena ada Corona jadi diundur dan dokternya bilang bahwa jadwal operasi belum bisa ditentukan kapan karena pandemi. Jadi sampai saat ini saya masih menunggu panggilan dokter," jelasnya.

Eni menyebut, uang yang harus dibayarkan untuk pengobatan luka bakar Sani totalnya mencapai Rp. 110 Juta, dan baru tertutupi sebagian dari bantuan Pemerintah Desa Lebak Muncang senilai Rp. 40 Juta, hingga saat ini ia mengaku masih membutuhkan biaya tambahan.

"Kami sudah mencoba mencari pinjaman tapi belum dapat. Sebelumnya ada bantuan dari Desa Lebakmuncang Rp. 40 Juta, Jadi masih kurang sekitar Rp. 60 Juta lagi," ujarnya.

Lanjut Eni menjelaskan, sudah ada beberapa pihak yang membantunya dalam bentuk biaya dan sembako namun masih belum cukup. Bahkan ia menyebut nama tokoh politisi yang menjanjikan bantuan.

"Ada banyak yang sudah membantu berupa uang dan sembako tapi belum cukup. Kemarin Calon Bupati Kabupaten Bandung Ibu Yena katanya mau ke rumah, tapi sampai sekarang belum datang juga," ungkapnya.

Bagi anda para dermawan atau pihak yang ikhlas ingin membantu meringankan beban Sani, dapat menghubungi Eni Sumarni di Nomor 0823-1808-4911 atau donasi dapat ditransfer langsung melalui nomor rekening Bank BRI 3269-01-04-080153-6 a.n Eni Sumarni.

"Mudah-mudahan ada donatur atau pihak yang tergerak hatinya untuk membantu, karena anak saya benar-benar membutuhkan biaya tersebut. Berapapun bantuan yang diberikan kami ucapkan terima kasih dan berdoa semoga Allah yang akan membalasnya," pungkasnya. (Roni/Sumber Jurnal1.id)

Tidak ada komentar:

ads 728x90 B
Diberdayakan oleh Blogger.